November dengan hujannya, selalu saja berhasil membuatku "melayu" dengan segala rasa yang sepertinya hendak kudendangkan dalam lagu-lagu melayu yang mendayu-dayu. Tapi seminggu ini, ketika tengah malam terbangun, dan menemukan suara hujan di luar sana, dan memasrahkan segala kegundahan dalam doa-doa, lagu melayu selalu menjadi pemuncak kegelisaan yang terkadang menyeruak begitu saja. Ketika perasaan cemas dan khawatir sesuatu yang tak kau mengerti, ketika kerinduan yang tak bertuan sudah, dan ketika harapanpun menyatu dalam kerelaan dan ketika air mata satu-satunya hal yang paling mengerti, dan ketika tak ada lagi yang bisa bisa dilakukan, entah mengapa aku selalu memilih lagu ini...
"Tapi sayang sayang sayang...seribu kali sayang...
Ke manakah...risalahku...Nak kualamatkan...." Hari ke- 8 November, Hujannya yang semakin menggemaskan
-MN-
ke maumere aja mhi :)
BalasHapusmaumere...? mau ja iyya, asal tidak pake acara mati lampu...tidak sanggupka jadi penjaga lilin,hahahaha
BalasHapus-MN-