Maka saya akan terdiam, dan menggerutu dalam hati ketika ada orang yang berkoar, " Lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati.. " Meski kenyataannya ada benarnya, tapi menurut saya, orang yang ngomong ini benar-benar ngga punya gigi sama sekali dan ngga pernah ngerasain sakit gigi dalam hidupnya seperti yang saya alami hampir sepekan ini. Begitu pun sebaliknya ketika ada yang songo mengatakan "lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi.. " Menurut saya lagi, orang ini benar-benar ngga punya hati!!!! atau hatinya terbuat dari gigi, gigi taring semuanya!
Bro, Sist..
Yang namanya sakit gigi dan sakit hati, jelas dua hal yang beda. Ngga bisa dibanding-bandingkan, dua-duanya sama-sama mengerikan. Perihnya sama-sama parahnya. Kalau saya boleh meminta untuk menentukan jalan takdir sendiri, maka sakit gigi dan sakit hati adalah dua hal yang akan saya coret dalam perjalanan hidup saya. Sayangnya, beberapa skenario dalam hidup kita udah ditakdirkan oleh Maha Kuasa, dan selebihya oleh kita. Dan sayangnya lagi, sakit gigi dan sakit hati sepertinya dua hal yang sudah digariskan oleh pemilik hidup ini, untuk saya jalani dan saya hadapi.
![]() |
Tuhan, sakit gigi ini membunuhku... |
Dan semalam pun akhirnya saya memasrahkan kelanjutan gigi-gigi saya pada dokter gigi (ya iyalah,mhi. dokter gigi masak dokter kandungan..? ) saya yang sebenarnya paling males atau takut banget berurusan dengan yang namanya dokter dengan segala peralatan medis mereka. Ngga bisa berbuat apa-apa selain harus berdamai dengan satu kenyataan bahwa hanya inilah cara satu-satunya buat saya untuk lepas dari jeratan sakit gigi yang mendera saya sepekan ini.
Gigi geraham saya lagi nyeri habis, sejak kehadiran si gigi bungsu. Si gigi bungsu ini udah sebenarnya ngga punya tempat dalam mulut saya, kehadirannya benar-benar ngga diharap sih, karena sebelum dia hadir. Saya selama ini udah cukup dengan gigi-gigi saya selama ini, saya udah cukup rakus menjadi pelahap makanan apa saja kecuali kuning telur. Tapi sayangnya, si gigi bungsu ini sepertinya sudah ditakdirkan dari langit untuk menjadi penghuni mulut saya. Dan sejak kehadirannya dan kebandelannya, acap sekali membuat gigi garahamku yang selama ini adem ayem saling sikut menyikut, karena terdesak dengan kehadiran si gigi bungsu. Jadi pilihannya saya mesti harus mencabut salah satu gigi geraham saya untuk memberi ruang yang cukup buat si gigi bungsu ini tumbuh dengan baik.
Hufft, ini keputusan benar-benar berat... harus melepaskan salah satu gigi yang selama ini sudah mendampingi dan membantu saya mengunyah makanan apapun. Sudah terlalu banyak cerita yang kami alami bersama. Sudah berapa banyak makanan dan minuman yang pernah kita cicipi bersama. Ini berat,sangat berat dan tentu amat sakit untuk melepas salah satu gigi geraham ini. Tapi saya ngga bisa berbuat apa-apa, takdir udah ditakdirkan, bahwa saya harus melepas salah satu gigi geraham saya yang emang udah lecet juga gara-gara sering terjadi pergesekan dengan gigi bungsu dan gigi geraham lainnya. Dan sesaat ada perasaan salah yang amat menyelimuti diri saya sesaat memikirkan kalau salah satu gigi saya harus dicabut, dan perasaan bersalah itu semakin menjadi-jadi ketika rasa takut dan ngeri pun hadir begitu saja. Rasanya saya pengen lari saja dari klinik malam itu. Dan memilih menjalani hidup dengan sakit gigi yang berkepanjangan...
But wait, bukan kah ini terlalu loserr...?? and I'm not loser :p jadi saya memilih untuk menghadapi dan mengambil keputusan ini dengan tegar, saya harus merelakan si geraham senior yang sebagian tubuhnya memang udah lecet, sekali lagi ini berat dan tentunya sakit banget. Tapi ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan semuanya, terutama demi kenyamanan saya mengunyah, hihihihi..
Dan semalam pun saya resmi kehilangan satu gigi gerahaman saya, dan rasanya seperti harus merelakan semua hal yang memang harus kita relakan. Tapi bukankah memang harus ada yang harus dilepas, untuk memberikan ruang yang sehat pada hal lainnya yang sudah saatnya tumbuh dalam diri kita.. ?
Dari sini saya mengambil pelajaran penting bahwa ketika sesuatu lebih baik untuk dilepas, maka lepaskanlah... meski perih. Tapi semua itu akan berlalu dan itu jauh lebih baik daripada terus menyimpan hal yang indah namun menyimpan rasa sakit ditiap lembarnya. Berangkali sudah saatnya melepas itu semua.. yah itulah hidup bukan..? melepas dan dilepas...
*Sebagian draf diketik saat ngantri di klinik Dokter Gigi Djalil Usman.
![]() |
Goodbyee you... :(( |
Dan semalam pun saya resmi kehilangan satu gigi gerahaman saya, dan rasanya seperti harus merelakan semua hal yang memang harus kita relakan. Tapi bukankah memang harus ada yang harus dilepas, untuk memberikan ruang yang sehat pada hal lainnya yang sudah saatnya tumbuh dalam diri kita.. ?
Dari sini saya mengambil pelajaran penting bahwa ketika sesuatu lebih baik untuk dilepas, maka lepaskanlah... meski perih. Tapi semua itu akan berlalu dan itu jauh lebih baik daripada terus menyimpan hal yang indah namun menyimpan rasa sakit ditiap lembarnya. Berangkali sudah saatnya melepas itu semua.. yah itulah hidup bukan..? melepas dan dilepas...
*Sebagian draf diketik saat ngantri di klinik Dokter Gigi Djalil Usman.