17 Maret 2013

:: Gigi vs Hati ::

Maka saya akan terdiam, dan menggerutu dalam hati ketika ada orang yang berkoar, " Lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati.. " Meski kenyataannya ada benarnya, tapi menurut saya, orang yang ngomong ini  benar-benar ngga punya gigi sama sekali dan ngga pernah ngerasain sakit gigi dalam hidupnya seperti yang saya alami hampir sepekan ini. Begitu pun sebaliknya ketika ada yang songo mengatakan "lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi.. " Menurut saya lagi, orang ini benar-benar ngga punya hati!!!! atau hatinya terbuat dari gigi, gigi taring semuanya! 

Bro, Sist.. 

Yang namanya sakit gigi dan sakit hati, jelas dua hal yang beda. Ngga bisa dibanding-bandingkan,  dua-duanya sama-sama mengerikan. Perihnya sama-sama parahnya. Kalau saya boleh meminta untuk menentukan jalan takdir sendiri, maka sakit gigi dan sakit hati adalah dua hal yang akan saya coret dalam perjalanan hidup saya. Sayangnya, beberapa skenario dalam hidup kita udah ditakdirkan oleh Maha Kuasa, dan selebihya oleh kita. Dan sayangnya lagi, sakit gigi dan sakit hati sepertinya dua hal yang sudah digariskan oleh pemilik hidup ini, untuk saya jalani dan saya hadapi. 


Tuhan, sakit gigi ini membunuhku...

Dan semalam pun akhirnya saya memasrahkan kelanjutan gigi-gigi saya pada dokter gigi (ya iyalah,mhi. dokter gigi masak dokter kandungan..? ) saya yang sebenarnya paling males atau takut banget berurusan dengan yang namanya dokter dengan segala peralatan medis mereka. Ngga bisa berbuat apa-apa selain harus berdamai dengan satu kenyataan bahwa hanya inilah cara satu-satunya buat saya untuk lepas dari jeratan sakit gigi yang mendera saya sepekan ini. 

Gigi geraham saya lagi nyeri habis, sejak kehadiran si gigi bungsu. Si gigi bungsu ini udah sebenarnya ngga punya tempat dalam mulut saya, kehadirannya benar-benar ngga diharap sih, karena sebelum dia hadir. Saya selama ini udah cukup dengan gigi-gigi saya selama ini, saya udah cukup rakus menjadi pelahap makanan apa saja kecuali kuning telur. Tapi sayangnya, si gigi  bungsu ini sepertinya sudah ditakdirkan dari langit untuk menjadi penghuni mulut saya.  Dan sejak kehadirannya dan kebandelannya, acap sekali membuat gigi garahamku yang selama ini adem ayem saling sikut menyikut, karena terdesak dengan kehadiran si gigi bungsu. Jadi pilihannya saya mesti harus mencabut salah satu gigi geraham saya untuk memberi ruang yang cukup buat si gigi bungsu ini tumbuh dengan baik. 

Si Geraham senior yang harus ngalah pada si bungsu :(


Hufft, ini keputusan benar-benar berat... harus melepaskan salah satu gigi yang selama ini sudah mendampingi dan membantu saya mengunyah makanan apapun. Sudah terlalu banyak cerita yang kami alami bersama. Sudah berapa banyak makanan dan minuman yang pernah kita cicipi bersama. Ini berat,sangat berat dan tentu amat sakit untuk melepas salah satu gigi geraham ini. Tapi saya ngga bisa berbuat apa-apa, takdir udah ditakdirkan, bahwa saya harus melepas salah satu gigi geraham saya yang emang udah lecet juga gara-gara sering terjadi pergesekan dengan gigi bungsu dan gigi geraham lainnya. Dan sesaat ada perasaan salah yang amat menyelimuti diri saya sesaat memikirkan kalau salah satu gigi saya harus dicabut, dan perasaan bersalah itu semakin menjadi-jadi ketika rasa takut dan ngeri pun hadir begitu saja. Rasanya saya pengen lari saja dari klinik malam itu. Dan memilih menjalani hidup dengan sakit gigi yang berkepanjangan... 

Haruskah saya menjalani hidup dengan sakit gigi yang berpanjangan..?


 But wait, bukan kah ini terlalu loserr...?? and I'm not loser :p jadi saya memilih untuk menghadapi dan mengambil keputusan ini dengan tegar, saya harus merelakan si geraham senior yang sebagian tubuhnya memang udah lecet, sekali lagi ini berat dan tentunya sakit banget. Tapi ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan semuanya, terutama demi kenyamanan saya mengunyah, hihihihi..

Goodbyee you... :((


Dan semalam pun saya resmi kehilangan satu gigi gerahaman saya, dan rasanya seperti harus merelakan semua hal yang memang harus kita relakan. Tapi bukankah memang harus ada yang harus dilepas, untuk memberikan ruang yang sehat pada hal lainnya yang sudah saatnya tumbuh dalam diri kita.. ?

Dari sini saya mengambil pelajaran penting bahwa ketika sesuatu lebih baik untuk dilepas, maka lepaskanlah... meski perih. Tapi semua itu akan berlalu dan itu jauh lebih baik daripada terus menyimpan hal yang indah namun menyimpan rasa sakit ditiap lembarnya. Berangkali sudah saatnya melepas itu semua.. yah itulah hidup bukan..? melepas dan dilepas...




*Sebagian draf diketik saat ngantri di klinik Dokter Gigi Djalil Usman. 


5 komentar:

  1. Di suatu malam seorg ayah membacakan cerita utk anak perempuannya.

    Stlh membacakan cerita, si ayah bertanya kpd anaknya : "Nak, apa kamu sayang Ayah?"

    Si anak menjawab, "Tentu saja aku sayang Ayah"

    Ayahnya tersenyum lalu bertanya, "Kalau begitu, boleh Ayah minta kalungmu?"

    Lalu si anak menjwb, "Ayah, aku sayang Ayah, tapi aku jg sayang sama kalung ini"

    Lalu Ayahnya berkata, "Ya sudah tidak apa2, Ayah hanya bertanya saja"

    Si ayah lalu pergi.

    Di malam berikutnya selama 3 hari berturut2, ayahnya menanyakan hal yg sama & si anak pun menjwb dgn kata2 yg sama.

    Si anak berpikir sambil memegang kalung imitasi kesayangannya itu, "Kenapa tiba2 Ayah mau kalung ini? Ini kalung yg paling aku sayangi, kalung ini pun pemberian Ayah juga"

    Malam berikutnya, sang Ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata, "Ayah, Ayah tahu aku sayang sama Ayah & jg kalung ini. Tapi kalau Ayah mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Ayah"

    Si anak memberikan kalungnya & Ayahnya mengambilnya dgn tngn kiri, lalu Ayahnya memasukkan tngn kanannya ke saku kanan & mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli.

    Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya, "Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Ayah sejak pertama kali Ayah meminta kalungmu, tapi Ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu & Ayah gantikan dgn yg lebih baik & indah"

    Si anak menangis terharu.
    Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil. Dia yg memberikan tapi kenapa Dia jg yg mengambilnya, kadang kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa, tapi tidakkah kita tahu, di saat Tuhan mengambil sesuatu yg berharga dr kita, ternyata Tuhan punya rencana lain. Dia mau menggantikannya dgn yg LEBIH BAIK lagi dari apa yg sudah kita miliki skrg.
    Jadi,
    * Terimalah apapun yg kita alami (bersabar),
    * Berilah apa yg harus kita berikan (beramal),
    * Kembalikanlah apa yg diminta oleh Tuhan (ikhlas), dan
    * Tetaplah bersyukur, maka rejekimu akan dilipat gandakan :)

    :)

    *copy paste dari blog*

    BalasHapus

  2. Paling gak belom ngalamin sakit gigi dan sakit hati yang bersamaan mhi hihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue doain loe supaya cept dapet sakit gigi feat sakit hati, hahahahhaah *ketawa setan*

      Hapus
  3. Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
    cuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
    kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
    yuu buruan segera daftarkan diri kamu
    Hanya di dewalotto
    Link alternatif :
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...