24 September 2010

:: Cinta Prematur...:: (Anggap saja Cerpen)

Ini bulan ke tiga aku mencintaimu..tepatnya hari ke-90 aku jatuh cinta padamu..sejak di detik pertama aku melihatmu tersenyum dengan pesona kharismamu yang mampu melumpuhkan persendianku..

Detik di mana, aku yakin bahwa cepat atau lambat aku akan jatuh cinta padamu..detik yang sudah ku-fosilkan diam-diam agar tidak punah ditelan kekuatan waktu yang terkadang begitu mengerikan.

Dan semalam kita bersama kembali ke detik itu. Detik pertama aku jatuh cinta padamu..detik pertama aku meletakkan batu pertama hatiku di hatimu..

Suasana yang sama, engkau masih begitu memesona, benda itu masih melekat kokoh di pergelangan kiri tanganmu. Engkau memamerkan kepadaku dengan bangga, seakan ingin menyakinkanku bahwa engkau tak perna melepaskan benda petunjuk waktu yg kuhadiahkan di hari jadimu.

Aku tersenyum bahagia..menghampirimu dengan rindu yang sudah memuncak sedari tadi yang menggelisahkan langkahku yang mondar mandir menantimu di teras rumahku.

" I miss you.." Ucapku sepenuh hati..

Dan seperti biasa, tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirmu..hanya senyum tipis dan tatapan singkat. Dan anehnya aku terkadang cukup puas! Meski aku sangat berharap ada kata yang terucap dari bibirmu meski itu hanya ada 2 kata,"Me too.." Atau kalau 2 kata itu terlalu mahal untukku, cukup 1 kata saja, " Sama" asal jangan kata, "tidak"

Entahlah..atau karna aku keseringan mengucapkan kata rindu padamu..sehingga engkau mengartikan kata-kata rindu yang sering kualamatkan padamu hanyalah pengganti dari kata"Hai.." Untuk menyapa...

Ah, tak mudah menyakinkanmu memang..karna aku sendiri tak habis pikir kenapa bisa merindukanmu sebrutal ini..




Kini kita duduk berdua..dengan bulan purnama yang menggantung sempurna di langit. Aku menatapmu seperti biasa..seakan ingin menunjukkan betapa besar cinta yang kutabung selama ini untukmu..dan kucicil pelan-pelan kepadamu lewat ucapan-ucapan "I miss You"..meski aku tahu, tabungan cinta ini takkan habis karna aku tak perna melihat ujungnya. Tak perna ada saldo minim yang tertera di sana.

Berlebihankah..? Kuakui iya, tapi itu lah kenyataanya..aku sendiri kehabisan akal untuk mengendalikannya. Tak perna aku se-stupid ini merindukan seorang.

Dan bulan itu mulai bergeser! Tapi kita juga tak bergeser dari tempat kita masing-masing. Terdiam,dan sesekali saling mencuri pandang..entah apa yang berkecamuk di pikiranmu. Yang jelas di kepalaku ada luapan rindu yang di pompa secara brutal dari hatiku. Ingin aku melompat sesegera mungkin ke pelukanmu..namun sejurus kemudian kulihat ekspresi wajahmu berubah..dan dengan cepat indera penciumanku mengendus aroma kehilangan di sana, aku mulai ketakutan.

" Arum,tidakkah kau merasa cinta yang kau miliki padaku terlalu prematur...aku takut..apa yang kita rasakan..terlalu prematur untuk dikatakan cinta..."

"Cinta Prematur..??" Aku mengulangnya di tengah rintih hati yang tiba-tiba teriris pelan-pelan, perih sekali...

" Yah..Cinta prematur..aku takut cintamu cintaku..hanyalah cinta sesaat yang hadir..di tengah keraguan dan pertanyaan kita akan makna cinta sejati. Apakah engkau tak perna bertanya pada dirimu sendiri...bahwa kita terlalu prematur untuk saling jatuh cinta..?!? "

Dan bulan purnama yang menggantung itu entah kemana, Aku tak melihatnya di langit..di sini terlalu gelap..aku bahkan mulai mengigil..dan kurasakan hatiku perlahan membeku..

"Mungkin engkau benar..kita terlalu prematur untuk jatuh cinta.."

" Iya, arum..aku merasakan itu..."

" Tapi saya rasa kita tidak prematurkan untuk memesan makan malam sekarang, aku sangat kelaparan! Maukah engkau memesankan aku..satu piring nasi goreng yang pedas sekalii dengan porsi jumbo..? Aku sangat kelaparan...!! "

" Hehehe..baiklah.."

Dan akhirnya engkau pun beranjak dari hadapku..bukan hanya dari hadapku..dari hidupku..dari hatiku..dari ribuan kata " I miss You" yang belum sempat kuucapkan..dan dari kalimat yang begitu kuagungkan, yang begitu kusimpan erat, hingga waktunya aku punya kekuatan untuk mengatakan, " Aku mencintaimu...."

Dan itu bukan cinta prematur..andai engkau tahu..cinta tak perna mengenal ukuran waktu...namun engkau selamanya tak kan perna tahu..tak kan perna tahu..

Dan aku menangisi perpisahan diam-diam ini dengan nyanyian yang amat pilu bersama bulan yang semakin bergeser jauh...( ~MN~)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...