Hari ke-3 Ramadhan, saya berkesempatan mengunjungi
salah satu tempat yang sebenarnya sudah lama ingin saya kunjungi : Tempat latihan
para komunitas Capoeira di Makassar. Kunjungan ini sebenarnya di luar rencana,
tapi berhubung salah seorang dari Capoerista ini ada yang ingin terlibat di
acara Baksos yang saya adakan bersama temen-temen di OMI Production, maka lepas
dari rutinitas kantor berangkatlah saya menuju markas Capoeira yang berada
disekitaran Jl. A.P Pettarani dengan
mengunakan kendaraan sejuta umat, Pete-pete (angkot) ;)
Honestly, pengetahuan awal saya soal
Capoeira mulanya hanya sebatas kalau Capoeira itu adalah sejenis beladiri yang
berasal dari Brazil. Tak terbayang sama sekali kalau suatu hari saya akan punya
banyak teman dari komunitas ini. Bermula dari cerita seorang kawan yang saat
itu sedang study di luar negeri yang
bercerita tentang Capoeira. Saya yang sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan segala
hal berbau bela diri, yah.. karena pada
dasarnya saya suka dibela sih… #eh..?? hihihi… jadi tertarik ingin tahu apa
sih Capoeira itu..?? dengan bantuan jari-jari lentik ini (halah..halah.. ) maka saya
pun membrowsing segala hal tentang Capoeira,
dan semua yang saya temukan membuat saya sampai pada kesimpulan bahwa Capoeira
bukan hanya sekedar olahraga beladiri biasa, tapi juga olahraga jiwa. Olahraga
kehidupan. Kata teman saya : Capoeira is
not just a game, It’s a way of life.. “ (Indio)
Apalagi jika menyusuri sejarah
lahirnya dari Capoeira, akan banyak kita temukan filosofi-filosofi hidup yang
penuh makna tentang kebebasan. Yah,
kebebasan dalam segala hal tapi bukan kebebasan yang “liar” tapi lebih pada
makna kebebasan yang sebenarnya. Tak heran
jika Capoeira lebih banyak bercerita tentang kebebasan mengingat
lahirnya Capoeira berawal dari perjuangan panjang keinginan para budak-budak Afrika
di Brazil yang ingin hidup bebas lepas dari belenggu perbudakan saat itu.
Hampir pukul 20.00 akhirnya tiba juga di tempat latihan para Capoeiresta
ini dan langsung disambut penuh keramahan dari salah seorang penanggung jawab
GFC (Ginga Firma Capoeira, nama komunitas
Capoeira). Rosifa Ousada Ag. Yang langsung mengajak saya ke lantai 4 tempat
mereka latihan. Tak seperti Rosi, yang
melangkah begitu enerjik menyusuri anak-anak tangga, Hufft saya harus ngos-ngosan apalagi harus melalui anak tangga itu dengan High heels yang membuat saya nyerah di tangga terakhir
menuju lantai empat dengan terpaksa menenteng si spokat, hihihihi….
Di
Makassar sendiri sebenarnya ada beberapa komunitas Capoeira, tapi terbesar dan
sekaligus resmi itu adalah komunitas Ginga Firme Capoeira yang disingkat dengan GFC Makassar. Berdiri sejak tahun 2009 GFC Makassar kini
memiliki anggota ratusan meski tak semuanya aktif dan kontribusi GFC Makassar
untuk memperkenalkan Capoeira di kota Daeng ini sangat besar. Ini bisa dilihat
bagaimana mereka mensosialisasikan Capoeira dengan mengadakan aksi Capoeira ke sekolah-sekolah maupun ke kampus.
Tak jarang juga mereka jadi pengisi acara beberapa event, semua tentu
dengan satu tujuan bagaimana Capoeira bisa berkembang baik dan diterima oleh
masyarakat khususnya dikalangan generasi muda.
GFC Makassar yang tetap latihan meski di bulan Ramadhan
saya diantara para jagoan Capoeira
Lupakan wajah-wajah sangar, atau
teriakan-teriakan khas beladiri, atau tubuh yang penuh gumpalan-gumpalan otot
ala Ade Ray ketika kalian membayangkan orang-orang di komunitas ini. Yang ada adalah kelompok anak muda yang penuh
keakraban dan begitu ramah tamah menyambut saya (hehehehe..bener lho, mereka semua akrab2, bukan karena saya yg GR ;p )
perasaan canggung dan takut dicuekin ketika bertemu dengan kelompak ini
menguap begitu saja seiring dengan keramahan mereka.
* suasana latihan yang penuh keakraban*
Tapi buat kalian yang
pernah membaca sejarah panjang tentang peradaban Capoeira ini, suasana seperti
ini memang merupakan ciri khas dari beladiri ini. Tidak seperti beladiri pada
umumnya yang lebih mengutamakan kedisiplinan tingkat tinggi hingga menciptakan
suasana yang keras, di Capoeira suasana santai dan penuh kegembiraan justru
menjadi suasana yang begitu lekat saat mereka latihan. Apalagi latihan mereka diiringi dengan musik
yang berasal dari harmonisasi alat musik traditional seperti Berimbau (semacam lengkungan kayu dengan tali senar
yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan Atabaque (gendang besar, pernah liat penari Zamba
yang nari diiringi dengan pukulan gendang besar..? nah semacam itulah saudara,
kalau saya ngga salah tafsir sih, hihihi) . Nah, bagian ini menurut saya paling juara di
Capoeira. Dan berangkali hanya di Capoeira kalian bisa menemukan
ini; Bermain, menari, menyanyi sekaligus beladiri!
Salve...!!!
di semarang gw smepet nyoba sky diving itu mi, yang loncat2 pake alat, seru juga. Caporea capek yak
BalasHapusHmmmm.... :D
BalasHapusbaru tau kalo di makassar ada komunitas capoeira... ikutan mhi :)
BalasHapus