17 Agustus 2011

:: Catatan Kemerdekaan dari balik Selimut ::

FYI, draft notes ini saya ketik di notepad BB,  ketika sy masih terkurung di balik selimut... :p

Dan setelah melalui editan sekilas, ini lah catatan saya tentang kemerdekaan yang inspirasi + mood nulisnya mendadak muncul ketika saya masih di balik selimut.Hehehe...!


Model : Green Fairy (dibaca : Selimut) + Tangan saya :p +  Fairy Bear
Lokasi : My Litte Heaven (kamar pribadi )


Rencananya habis sahur tadi dan nonton serial favorit saya, Para Pencari Tuhan 5 yang dilanjutkan dengan sholat Shubuh dan menyapa seseorang di whatsup (uhuk) sy bermaksud langsung mandi, karena hari ini saya mendapat giliran masuk kerja sampai jam 8 malam nanti.



Namun godaan  si Green Fairy (selimut) yang tergeletak di atas tempat tidur begitu kuat menggoda iman saya dan tanpa mikir lagi, handuk di tangan saya lempar dan segera masuk dalam pelukan Green fairy yang hangat, hihihihi.....



Suasana gelap plus hangat di balik selimut serta merta langsung  mengembangbiak-kan rasa males yang tiba-tiba hadir yg membuat sy berkali-kali  menguap. Pilihan yang ada di benak saya;   melawan rasa ngantuk ini dengan segera melempar si Green fairy dan berlari ke kamar mandi, atau merencanakan siasat kalasi  (licik) tingkat dewa untuk bolos kerja hari ini...???



Mendadak semua terasa delimatis... *halah



Di balik selimut, mendadak saya merenungi perjalanan hidup saya sampai detik saya berada di balik selimut ini dalam pelukan Green Fairy . Tema renungan yang lumayan berat sebenarnya untuk mengawali pagi hari. Tapi mendadak semua itu hadir bak slide-slide Power Point yang berterbangan di kepala saya. Seperti sebuah rentetan peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain, membentuk garis merah bernama : pilihan.



Yah,  hidup adalah pilihan. Merdeka juga pilihan. Kelahiran kemerdekaan bangsa  ini juga atas pilihan bangsa indonesia 66 tahun yang lalu, yang memilih merdeka ketimbang menerima tawaran dari penjajah saat itu.



Kemerdekaan memilih juga diberikan sang Pencipta kepada kita. Bahkan sebelum lahir, konon katanya di ujung rahim Ibu kita, ketika kita hendak dilahirkan kita sudah diajak bernegoisasi tentang sebuah pilihan. Jika kita menyatakan sanggup menjalani hidup ini, maka kita akan dilahirkan dalam keadaan hidup, namun ketika kita menyatakan tidak sanggup menjalani kehidupan di dunia kelak, maka saat itu Tuhan tidak memberikan kesempatan kita untuk menghirup udara di luar rahim ibu . Dengan demikian, sesungguhnya kita yang terlahir di muka bumi ini adalah petarung-petarung tangguh yang  lahir dari pertarungan ribuan sperma yang berjuang mengapai ovarium dan selanjutnya dengan gagah beraninya di depan sang pencipta kita nyatakan bersedia menjalani hidup apapun yang akan terjadi di luar rahim ibu kita. Yang kita lupa berangkali, kita tidak pernah diperlihatkan kehidupan bagaimana yang akan kita jalani, takdir apa yang sedang menunggu kita, dan berangkali itu pula kita terlahir dengan suara tangis yang memekak telinga karena teringat bahwa kita lupa menanyakan kepada sang Pencipta tentang kehidupan yang akan kita jalani kelak sebelum akhirnya kita menyatakan sanggup menjalani hidup ini.



Yah, hidup kita berawal dari sebuah pilihan, kita hidup karena kita yang memilih untuk hidup.



Hoaammmm....kenapa catatan ini mendadak terasa berat, hihihihi....



Saya masih dibalik selimut dengan pilihan dilematis yang sedang saya buat sendiri. Dibalik selimut ini, dibalik kehangatan Green Fairy   di luar sana, tanggung jawab saya sedang menanti, ada bendera merah putih yang berkibar di mana-mana. Hari ini perayaan kemerdekaan bangsa ini, bangsa yang dengan gagahnya telah memilih untuk merdeka dari penjajahan.


Dan haruskah saya merayakannya dengan mengabaikan tanggung jawab saya di kantor dan menghabiskan sepanjang hari di balik selimut ini...?  

66 tahun lalu, untuk sebuah pilihan " Kemerdekaan" bangsa ini mengorbankan begitu banyak darah dan tetes air mata, dan rasanya bangsat sekali, jika di hari kemerdekaannya ini saya berdiam mengurung diri di balik selimut. Meski saya bagian dari rakyat yang biasa dikecewakan di negeri ini. Tapi bangsa ini, Indonesia ini, telah menjadi pilihan hidup saya, Indonesia adalah saya. Dan saya adalah Indonesia.

dan apapun di benak kita, bangsa ini sudah merdeka sepenuhnya, kemerdekaan itu ada di hati kita... 

“Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus
merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence,
saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia
merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat
kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa
kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia
satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati
bangsa Soviet-Rusia satu per satu” - Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945-

Merdekaaa....!


*lempar selimut*




2 komentar:

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...