9 Maret 2016

When I merried with you (?)

Hahaahha saya ketawa dulu yah baca judul postingan saya kali ini :p 

*laluketawasetan*

Begini, saya juga ngga tahu kenapa harus nulis ini  dan buat apa sebenarnya, hahahaha...

Anggaplah efek sy merasa terasing dari hiruk pikuk orang-orang yang masih bercerita soal gerhana matahari. Dan sy kehabisan bahan ngemil dan bengong aja sedaritadi liatin kamar berantakan dan lalu browsing skin care, dan ketemu sama produk glamglow yang naudzu bila harganya, hahahaha... Dan sedaritadi pengen nge-blog dengan tema yang rada serius gitu tapi apa gitu.

Dan satu-satunya berangkali yg bisa buat   saya terlihat serius dan dilirik when i wrote or talking about merried. Well, kali ini saya akan bicara soal ini *pasangkacamata*

Begini temans,

Seriusly, ini yang ingin saya jelaskan dari dulu kepada siapa-siapa yang tak pernah lelah bertanya : kapan saya nikah ? Atau mereka yg tak pernah putus asa 'nyuruh2 saya nikah' (sebelumnya, terimakasih untuk niat baiknya semua, semoga Allah segera merealisasikan niat baik kita semua. Amin) from bottom of my heart , I do really wanna merried. Kayak kebanyakan orang. Saya juga masih tipikal kebanyakan perempuan yang memasukan nikah dalam list resolusi tiap tahunnya.

And honestly, ini tahun ke 5 saya memasukkan nikah dalam resolusi tahunan saya, dan semoga tahun ini terwujud, amin.

5 tahun lalu, ketika saya begitu serius berpikir tentang keinginan nikah. Saya menganggap nikah itu semacam salah satu pencapaian yang harus saya capai diusia saya saat itu.

Kata 'harus' justru membuat saya terlihat desprate, seolah-olah tiap deket laki, maunya saya ajak nikah saja. Sampe akhirnya saya kelelahan sendiri. Dan ngga semangat lagi untuk mewujudkan resolusi nikah saat itu. Saya malah lebih fokuss pada urusan kerjaan dan kuliah. Dan tahun berakhir, seluruh resolusi sy tecapai kecuali nikah! Haahhaha...

Tahun ke dua dan ketiga, saya ketemu dengan laki-laki yang membuat saya semangat untuk berpikir nikah. Membuat pernikahan begitu terlihat indah di mata saya, melihat pernikahan sebagai suatu yang unyu dijalani berdua.

Bayangin tiap bangun, ada laki ditempat tidur aku. Tidur sepanjang hari sama laki tanpa takut hamil #eh. Hahahaha (bagian ngeresnya di skip aja yah guys).

Saya bakalan jadi perempuan yg sibuk di dapur dengan berbagai eksprimen menu masakan buat laki saya kelak. Dunno yah yg buat sy kepengen belajar masak, sebenarnya pengen kelak jadi istri yang bisa masakin buat suaminya. Meski ngga jago2 banget masaknya. Tp setidaknya bisa masakin buat suami lah kelak. Senang aja liat perempuan2 yg bisa masak buat suami dan anak2nya :')

And well sy juga bayangin bagaimana kalau hamil kelak, bahkan di otak aku ini yah udah ngebayangin model2 baju hamil saya kelak kayak apa nanti, hahahaha... Dan saya pasti akan membuat pose tiap bulan. Dari kehamilan satu bulan sampe bulan ke sembilan. Wuakakakakaka...

It's look crazy ? Yeps, that's right ! Hahahaha...tp itu yg saya rasakan, bahwa pernikahan itu sebuah fase hidup yang bakalan seru untuk dijalani. Punya suami, bisa bilang my hubby boney sweety, hahaha... Lalu hamil, punya anak. Lalu cerita stress2 kewalahan ngurusin anak dan suami. Berantem2nya ama suami. Aihh ini kok jadi unyu begini yah nikah itu ? :')

Iya sih, nikah tidak sesederhana dan seunyu apa yang aku gambarkan di atas.
Yah saya juga ngga akan memproklamirkan diri sebagai calon istri yang baik dan idaman sejuta pemuda di muka bumi -,- 

Tapi setidaknya, sy punya konsep pernikahan apa yang kelak ingin saya jalani. Meski berangkali konsep ini tidak akan sejalan ama laki aku kelak. Tapi setidaknya lagi nih yah, punya design konsep sebuah pernikahan udah naikin beberapa level kematangan berpikir sy soal nikah :D

And then sampelah saya pada tahun ke 4&5 soal resolusi nikah ini, ke sini resolusi ini semakin mateng dalam bentuk sebuah design konsep nikah. Sy ngga hanya melihat lagi pernikahan sebagai salah satu fase kehidupan yg seru. Tapi lebih ke ibadahnya.

Saya pernah baca di TL sosmed saya secara sekilas bahwa nikah itu ladangnya amal. Apa-apa yg diperbuat, amalnya double. Dua kalilipat pahalanya dari jomblo. Ibadah apapun nilai pahalanya jadi double. Ini dari sisi religiusnya.

Dan dari beberapa artikel yg saya baca, pernikahan juga lebih banyak manfaatnya ketimbang hidup sendiri. Meski memilih hidup sendiri, bukan hal yg salah. Tapi pilihan untuk hidup dalam sebuah pernikahan bukanlah perkara mudah bagi sebagian orang.

Karena nikah bisa jadi, penyerahan hidup bulat-bulat dalam sebuah ikatan yang penuh dengan konsekwensi.
Meleburkan 'aku' nya kita dalam 'demi kita' Bahwa kelak yang dilakukan bukan lagi demi aku, tapi demi kita, demi keluarga kita, demi anak-anak kita, demi masa depan kita.
Semuaa menjadi kita, apa-apa demi kita kelak. Bahkan konon pernikahan bisa saja membuat orang kehilangan 'aku' nya.

Well, ini berangkali sisi serem dari sebuah pernikahan.

Tapi seserem-seremnya pernikahan tohh masih banyak yang ingin nikah kan ? Termasuk saya (?) Hihihihi

Ini bukti bahwa pernikahan  bagi kebanyakan orang masih menjadi sesuatu yang baik bagi kehidupan. Meski pernikahan tidak pernah menjanjikan surga atau neraka di dalamnya kelak.

Tapi bukankah surga atau nerakanya sebuah pernikahan kelak, tergantung apa yang akan kita bawah masuk ke dalam pernikahan itu ? Kembali lagi pada design konsep yang kita punya tentang pernikahan yg kita punya.

Semoga kelak, saya dipertemukan dengan seseorang yang ingin merayakan pernikahan dalam konsep pernikahan yang sederhana, tumbuh, belajar dan bobo bareng dalam situasi tersulit apapun kelak.
Bahwa jika nikah itu surga atau neraka sekalipun , kita tetap mengenggam erat tangan sebagai tim yang tangguh yang saling menguatkan. Aminn!





2 komentar:

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...