3 November 2013

Quarter Life crisis


Saya pernah bahas  secara random soal,' Quarter life crisis' di sini. Saat itu saya belum yakin kalau sedang masuk dalam fase Quarter life crisis  hanya menduga-duga, apakah sedang terserang penyakit 'Quarter Life Crisis' atau tidak? atau lebih kasarnya sedang ikut-ikutan merasa dalam sarang ' Quarter Life Crisis' padahal sebenarnya sih, saya lagi galau berat, hihihihi

Semacam doa yang terkabulkan, belakangan ini saya kembali dihantui tentang, ' Quarter Life Crisis'. Awalnya saya menepiknya dengan memperbanyak syukur. Tapi toh saya tidak bisa membohongi sebuah kenyataan yang terpampang nyata cetar membahana di depan mata (iya, barusan tadi pake istilahnya teteh Syarini) bahwa akhir-akhir ini saya mulai mempertanyakan banyak hal yang ada dalam diri saya. Khususnya tentang pencapaian sebagai manusia yang berguna (uhuk)

Tak pernah bermuluk ria untuk kehidupan, saya tipikal orang yang lebih memilih mendahulukan semua  hal yang bisa saya kerjakan terlebih dahulu (tanpa melihat tingkat urgentsinya) Seperti contoh kemarin, ketika teman-teman kampus sedang uring-uringan dengan urusan beberapa matakuliah yang tercecer. Saya malah asyik masyuk nyusun proposal skripsi dan dengan tanpa berdosa mendahului beberapa teman untuk maju ujian proposal. 

Alhamdulillah ujian proposal berjalan mulus, sesuai target. Dan sekarang mulai disibukkan dengan penelitian. Dan yah, sekaligus nyebur bersama kawan-kawan dalam pesta uring-uringan nilai matakuliah yang belum keluar, hihihi padahal targetnya bulan depan, desember nanti sudah harus nol kredit untuk bisa maju ujian meja dibulan Februari. Tapi setidaknya, saya menang satu step, bahwa saya sudah ujian proposal :) 

Begitulah skema sistem hidup yang selama ini saya kerjakan, mengerjakan apa yang dulu yang bisa saya kerjakan. Yang lainnya, nanti lagi dipikirkan, hihihihi.. 

Tapi belakangan ini, skema ini seperti macet mulai meradang oleh semua tandatanya yang suka hadir mengepung diseluruh rongga dada, begitu tiba-tiba dan menimbulkan rasa sesak yang begitu panjang. 

Saya perempuan berusia kepala tiga, belum menuntaskan kuliah S-1, karir kerjaan dengan segala ketidakpastiaan, hubungan yang masih begitu terlalu abu-abu. *sigh*  akan berakhir bagaimana hidup saya..? akankah saya melajang selamanya..? pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain..? jatuh dari hati yang satu ke hati yang lain..? akankah selamanya begini...? 

Hi, saya mhimi. Lajang. Karir yang biasa2 saja. Selalu gagal dalam percintaan.

Sampai di titik ini, saya hendak membenturkan kepala, membongkar kembali isi memori. Mencari titik-titik dimana saya merasa salah mengambil keputusan, hingga pada akhirnya membuat saya sampai diujung jalan ini. Lajang, berkepala tiga. Karir kerjaan yang biasa-biasa saja. Kuliah yang ngga kelar-kelar. Dan kegagalan beberapa hubungan. 

*sigh* 

Kelihatan berangkali saya tidak mensyukuri dengan apa yang saya miliki. Saya bersyukur, juga bahagia, tapi saya belum mencapai apa yang dicapai oleh perempuan-perempuan yang berusia sama dengan saya, diluar sana. Yang diimpikan oleh semua perempuan. Saya juga pemimpi seperti perempuan-perempuan lain.

Rumput tetangga memang selalu lebih hujan bukan....?

Semua tandatanya ini menghantarkan saya pada petualangan-petualangan nasehat, quotes tentang happiness, kebahagiaan. 

Yah semua orang punya standar kebahagiaan masing-masing... 


Dan saya sedang terjebak pada konsep standart kebahagiaan kebanyakan perempuan.


gbr dari sini


Semoga saya tidak terlalu lama terjebak, yah semoga... ^^ 



4 komentar:

  1. by a preciating some little stuff, lo akan berhasil menghilangkan stigma Quarter blablabla tadi Mhi. Being independent woman, write books, build a house, rasanya udah cukup buat memotivasi diri. Selama masih ada hal yang bisa disyukuri, gw rasa nggak ada alesan untuk kita menjadi kurang percaya diri. Di luar masih ada yg harus bekerja keras hanya untuk bisa makan (aih berat), jadi kenapa harus menyerah sama ketakutan diri sendiri?

    BalasHapus
  2. @Tebeh : Yeps, saya sedang berusaha kearah sana. Meski tertatih. Fase ini masih terlalu kuat cengkaramannya, tapi pasti saya akan bisa lepaslah, Semoga secepatnya.. :))

    BalasHapus
  3. bukan jatuh yang pertama, sudah sering tuh mimski jatuh, bangkit lalu lari lagi....

    *menunggu kebangkitan mimski* ganbattee daeng !!

    BalasHapus
  4. Hehhe thankyue Athe, bangkit maa lagi., Bangkit dari tempat tidur.. ^

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...