28 Juli 2013

:: Pray ::

“Prayer is not asking. It is a longing of the soul. It is daily admission of one's weakness. It is better in prayer to have a heart without words than words without a heart.”
― Mahatma Gandhi




Kalau ada rutinitas yang secara otomatis kulakukan begitu saja. Mungkin itu adalah berdoa. Pray.  Saya berdoa setiap saat. Tanpa sempet berpikir lagi. Apakah doa saya akan dijabah oleh-Nya. Hanya berdoa. Mengucapkan sebait dua bait harapan. Semacam bercerita pada Tuhan, tentang keinginan-keinginan saya, yang mungkin lebih banyak tidak masuk akal. Lebih tepatnya, seperti anak kecil yang meminta pada Ayahnya, untuk dipetikkan bintang di langit.

Belakangan doa saya tidak lagi berupa harapan-harapan, atau list permintaan kepada-Nya. Tapi lebih banyak berisi cerita-cerita yang kuingin bagi berdua saja dengan-Nya. Seperti bercerita pada seorang yang sangat dekat sekali. Padahal saya sadar, tanpa menceritakannya pun, Tuhan pasti tahulah apa yang ingin saya cerita. Tapi saya tidak peduli, saya tetap bercerita pada-Nya, secara detail. Nyaris tak ada yang terlewatkan sama sekali. Bercerita seperti pertamakali ketemu dengan seorang yang selama ini dirindukan.

Berdoa mengajarkan banyak hal pada saya, bahwa tak melulu semua harapan kita harus dipenuhi. Tapi bukan karena tak terpenuhi maka kita berhenti berharap. Tak sesimple temans :) 

Semua orang bisa punya banyak harapan, tapi tidak semua mampu tetap memupuk harapan ketika satu persatu harapan yang ditemui hanya tinggal harapan. 

Salah satu doa sekaligus harapan saya. Ingin selalu punya harapan :) 

Saya tidak bisa membayangkan, jika saya kehabisan harapan, tak ingin berdoa lagi, tak mau punya harapan lagi. Benar-benar menciptakan neraka buatan untuk saya sendiri. *Naudzubillah*

Berdoa selalu mengantarkan saya pada perenungan-perenungan sesaat tentang apa yang telah saya jalani. Sejenis evaluasi terhadap apa yang terjadi selama mata ini terbuka hingga akan tertutup lagi. 
Berdoa juga semacam kencan rahasia saya dengan sang Maha Rabbi . Private Kencan.  Hanya ada aku dan Tuhan, yang saling membisik satu sama lain. Dekat. 

Berdoa saya merasa diri lebih bermanusiawi. Lebih merasa punya Tuhan. Tidak pernah merasa sendiri di dunia. Bahwa semua akan baik-baik saja, ketika aku dan Tuhan bersama. 
Yah semua akan baik-baik saja, ketika saya mulai menanamkan keyakinan dalam doa yang saya lafalkan pada-Nya. Meski seringkali 'baik-baik saja' yang saya maksud tidak semaksud dengan konsep 'baik-baik saja' versi Allah. Tapi konsep Allah tidak pernah salah. Ia bekerja dengan cara yang tak terkira. Dan bahkan jauh lebih baik dari yang kita inginkan. 
Maka, jika kau ingin lebih memanusiakan dirimu dalam hidup, maka berdoalah. Dan jadilah manusia yang seutuhnya. 
Mari berdoa..!! 

2 komentar:

  1. Quote: Saya tidak bisa membayangkan, jika saya kehabisan harapan, tak ingin berdoa lagi, tak mau punya harapan lagi. Benar-benar menciptakan neraka buatan untuk saya sendiri.

    bener banget nih hasil perenungannya :)

    ora et labora, berdoa dan berusaha.. itu saja yg bisa kita maksimalkan, manusia berkehendak, Tuhan yg menentukan :)

    BalasHapus
  2. Makacihh Daeng, ini juga belajar banyak dari dumelan Daeng Icot.. :D

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...