3 Maret 2013

:: Enough is enough :


Beberapa hari terakhir menjelang akhir bulan Februari kemarin, saya cukup diribetkan dengan beberapa urusan yang datengnya hampir bersamaan. Dan ini sebenarnya sukses banget membuat saya frustasi total untuk bagaimana caranya menghandle semua hal tersebut sesuai dengan apa yang saya harapkan. Yah maksud saya, dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya pengen semua hal-hal ribet tersebut bisa saya tangani secara perfect. Well, untuk beberapa hal, penyakit perfectionist saya emang sangat membunuh diri saya sendiri sebenarnya. Hufft.. 

Hampir seminggu saya benar-benar ngga tahu harus berbuat apa, urusan kkn ,Kantor, Event OMI, Baksos temen alumi, reunian akbar kampus, taget nulis novel lagi, urusan Journey session-2,  dan plus segala tetek bengek yang ngga jeles yang ikut-ikutan ngerocokin semua hal-hal tersebut, bener-bener bikin mampus! Dan ngga mau mikir apapun tentang semua itu. Dan semua hal-hal yang ingin saya lakukan untuk membenahi satu persatu hal tersebut, saya biarkan berkeliaran aja di kepala. Ngga ngelakuin apa pun, no action. Just think and think... gitu aja terus selama beberapa hari. Dan akhirnya saya merasa semuanya udah cukuplah,  Enough is enough.  kalau hidup hanya dipake untuk mikir doang, dan ngga ada tindakan apapun, yah hidup hanya akan ada dibatasan pikiran kita. Ngga kemana-mana.



Nah buat beberapa temen berangkali nih, yang kebanyakan mikir hal-hal yang sebenarnya ngga penting banget untuk dipikirn lagi, enough-lah guys! cukupkan sampe disitu mikirnya. Saatnya bertindak. Menindaki pikiran-pikiran tersebut dalam bentuk nyata. Tidak hanya terbelenggu di alam pikiran kita, terpenjara dengan semua keraguan kita. 

Kalau saya sih dari semua hal yang ribet tersebut, saya akan awali dengan mengurai semuanya. Biar jelas, apa yang pertama-tama yang mesti saya lakuin dalam hal ini. Semuanya memang terlihat "urgent" tapi percayalah semua pasti memiliki skala prioritas. Kalau semua sudah terurai dengan jelas maka skala prioritas terhadap segala permasalahan itu akan terpampang cetar membahana di depan mata. Dan kita akan tahu apa yang kudu pertama kita lakukan. 

Seperti yang saya lakukan saat ini, sudah mulai ngatur plan sana sini, mulai menyelesaikan satu persatu. Membenahi beberapa hal yang tercecer karena kebanyakan mikir yang ngga penting. 

Dan akhirnya ternyata ngga seberat apa yang saya pikirkan selama ini. Setidaknya sampe saat ini sih, yah semoga seterusnya gitu deh... :) 

Kebanyakan mikir juga bikin kita jadi peragu dalam bertindak lho.. yah setidaknya itu yang saya rasakan sih. Jadi ketika saya merasa sudah cukup mikirnya, saatnya bertindak lebih keras dari cara saya berpikir, hehhehe...

Everyone got their own life with all the imperfection things as we are. 
So basically its all the same, except how to handle it




#Yellowbloggess

4 komentar:

  1. Take your time, take a deep breath and see the world outside. Kadang bilang stop emang perlu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeps, stop dan cukupkan semua hal-hal yang ngga penting yg selama ini membelenggu tindakan nyata kita.. hehhee.. #selfnote

      Hapus
  2. belajar tentang 4 kuadran skala prioritas versi Steven R Covey deh, ada di buku frist thing first atau sekalian 7 habbitsnya yg tebel dan lengkap :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan belajar juga dari ke-sotoy-an daeng bisot :p

      Hapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...