24 Februari 2013

:: Destiny ::

" Kadang hal yang paling baik yang bisa dilakukan manusia, adalah menerima.. " 
(Dee, Rectoverso)


Something think about that...? 

Well, saya adalah orang yang paling sering dibuat terkesima oleh kinerja 'takdir' yang berproses pada kehidupan makhluk bernama : Manusia. 

Destiny atau takdir semacam obrolan 'long circle' yang tak pernah berujung, namun selalu asyik untuk diobrolin setiap saat, apalagi kalau nemu orang yang 'pas' untuk diajak  nyerocos soal takdir. 

Btw, baru-baru ini saya dibuat terkesima lagi sama yang namanya 'takdir' ketika minggu kemarin saya dateng diacara reunian kampus, tempat dulu saya menimba ilmu soal utak-atik kompi, hihihihi..  berita bahagia menggema seantero ruangan cafe dibilangan Jl.Boulevard sore itu, ketika salah satu diantara kami mengumumkan akan menikahi seorang perempuan yang lima tahun lalu sudah ia yakini, bahwa ketika pertamakali ia bertemu dengan perempuan itu, ia yakin bahwa perempuan itu akan ditakdirkan untuk dirinya, dimasa yang akan datang sebagai istrinya. 

Ini menurut saya amazing  banget, kalau direnungkan. Bagaimana seseorang punya keyakinan terhadap takdir yang akan dilimpahkan kepadanya. Seperti teman yang saya cerita tadi. Bahwa lima tahun yang lalu ketika pertama kali bertemu dengan perempuan itu, ia sudah yakin bahwa perempuan itu sudah ditakdirkan untuknya.

How can..?

kata temen saya, dan beberapa orang yang pernah saya tanyai soal ini. Mereka hanya berkata " Susah dijabarkan.. " hahahahahaha... mereka sendiri juga bingung kenapa bisa memiliki keyakinan itu. Keyakinan terhadap 'takdir' yang akan mereka terima. 

" Semua terjadi begitu aja, mhi. Semacam ada sesuatu yang begitu halus dalam tubuh kamu, yang terus tumbuh, kuat dan mengakar. Dan tentunya alam pun memberi petanda padamu, bahwa takdir itu memang menjadi milikmu... "  

Pada kesempatan lain, dalam obrolan soal 'Destiny ' ini, seorang temen juga pernah berkata bahwa Tuhan tidak pernah memberi takdir buruk terhadap hamba-Nya, takdir buruk yang terjadi pada manusia itu hanya ada pada prasangka buruk mereka terhadap ketetapan yang diterima dari penguasa alam ini.! 

Yeps, tak ada yang takdir yang buruk, yang buruk itu hanyalah prasangka kita yang bekerjasama dengan egois kita sebagai manusia. Bahwa bagaimana Tuhan terhadap kita, sebagaimana kita berprasangka pada-Nya. Sampai di sini, saya teringat lagi dengan salah satu kalimat yang pernah saya temui dalam beberapa bacaan bahwa Tuhan itu ada dalam pikiran tiap manusia. Manusia terkadang menciptakan Tuhannya dalam pikiran mereka. Dan mereka ber-Tuhan dengan pikiran mereka. Ketika apa yang ditemui tidak sesuai yang ada dalam pikiran mereka. Mereka pun murka, mengutuk Tuhan. Tanpa mereka sadari, bahwa Tuhan yang mereka kutuk adalah Tuhan dari hasil rekayasa pikiran-pikiran mereka, yang tidak bisa menerima ketetapan Takdir. 

Kembali saya ingin mengulang Quotes Dewi Lestari dalam Rectoverso bahwa " Kadang hal yang paling baik yang bisa dilakukan manusia adalah menerima "  


pic from here 


Menerima bukan berarti pasrah, menerima bahwa ada hal-hal yang memang tidak terjangkau oleh keterbatasan kita sebagai manusia. Menerima seperih apapun yang kita rasakan terhadap takdir yang dilimpahkan pada kita, adalah sesuatu yang baik. Tuhan tak pernah memberi takdir buruk terhadap hamba-Nya. Yang seringkali kitalah yang berpikir buruk pada Tuhan. 

Percayalah Tuhan amat bertanggung jawab terhadap tiap-tiap takdir yang Ia tetapkan pada setiap hamba-Nya.. 


#selfnote 





2 komentar:

  1. Menerima adalah titik dimana kita sudah harus berhenti mencoba; mencoba mengelak dari takdir dan terus berlari hingga akhirnya tersesat dalam lorong bernama ketidakpuasa.

    #selfnot

    BalasHapus
  2. Nice statment, Beh!

    Saya juga dalam proses belajar soal "menerima" ini :)

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...