Quotes di atas adalah salah satu status FB
seorang temen yang menggelitik naluri saya *halah*
ketika membacanya dan akhirnya menjadi inspirasi dari catatan ringan saya kali ini :D
Anyway ketika membaca status tersebut mendadak
saya pengen menghadirkan salah satu sosok paling fenomenal di dunia keajaiban
(dibaca : Dunia Kartun) : DORAEMON. Saya pengen
pinjem “Pintu Kemana Saja”nya untuk keliling diberbagai masa , masa depan dan
masa lalu. Semacam Time Travelling
gitu.. pengen kembali ke masa lalu saya, masa yang
telah saya lewati untuk menghapus semua kesalahan dan memperbaikinya satu
persatu dan sedetik kemudian masuk ke pintu masa depan mengintip kehidupan saya
di sana, terutama kehidupan ehem setelah saya menikah, hihihihi... setidaknya saya pengen tahu apakah saya akan
bahagia atau tidak setelah menikah. Apakah pernikahan membuat kehidupan saya
bahagia atau sebaliknya.
Oke, Tarohlah semua kejadian time travelling ini menjadi nyata beneran,
bahwa Doraemon itu benar-benar ada di depan mata saya dengan pintu kemana saja-nya yang bisa
saya gunakan kapanpun dan dimanapun saya mau. Lalu apakah setelah saya
memperbaiki masalalu saya dan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan
saya, maka hidup saya akan sempurna terbebas dari penyesalan dan
kesalahan-kesalahan hidup...??
Pertanyaan ini menjadi semacam palu besar yang mengetuk
kepala saya seketika. Tidakkah kehidupan
semacam itu begitu membosankan...? menjalani kehidupan yang sudah kita ketahui....???
Nonton film yang sudah kita ketahui
alur ceritanya dan endingnya bagaimana, itu saja sudah sangat tidak keren, saudara-saudara.
Lalu bagaimana menjalani kehidupan seperti itu ? Percayalah Prends,
se Perfect Apapun Film Yang Kamu
Nonton Berulangkali, Kamu Tidak Akan Pernah Bisa Mendapatkan Sensasi Yang Sama
Persis Ketika Pertama Kali Kamu Nonton Film itu.
Sampai di sini saya merenung satu hal,
meskipun berangkali mesin time travelling itu ada, Doraemon itu tercipta untuk
saya. Saya akan menjalani hidup ini sewajar-wajarnya saja, tidak mau tahu
urusan masa depan, dan merelakan yang sudah terjadi. Meskipun seandainya
kehidupan di masa depan saya misalnya bobrok, hancur, duduls, dan sekampret-kampretnya. Jika saya tiba di masa itu, meski
tak punya pintu kemana-mana lagi saya percaya akan selalu ada EXIT DOOR bernama
Tuhan.. ;)
@duniamhimi151111