7 Juli 2010

:: Lelaki di sampingku itu..


Sabtu malam kemarin,  saya ke undangan pernikahan temen. Temen kuliah yang menikah dengan salah seorang ex teman kantor saya. Perjalanan cinta yang cukup berliku-liku kayak sinetron ini akhirnya berakhir happy di pelamina. Ke dua temanku yang berbahagia sangat ini, tak hentinya mengucapkan terimakasih kepada saya dan seorang teman yang telah mempertemukan mereka, atau bahasa kerennya jadi Mak Comblang mereka. hehehe....

Kepada ke dua mempelai, saya katakan dengan berusaha tampak bijak (cieeee....) bahwa pertemuan mereka bukanlah suatu kebetulan. (Saya sendiri tidak percaya dengan kebetulan) Bagi saya dan teman yang kebetulan jadi mak comblang untuk ke duanya. Tentu saja menapik, bahwa karena kamilah mereka akhirnya bisa bersama di Pelaminan ( Dan semoga seterusnya. Amien).  Bagaimanapun pertemuan mereka sudah diatur oleh alam dan si pemilik tunggal alam, jauh sebelum mereka disajikan di bumi, jauh sebelum mereka mengerti apa itu jatuh cinta ( sesuatu yg masih begitu absurd bagi saya pribadi) jauh sebelum mereka mengerti kenapa harus ada pernikahan, dan kenapa pada akhirnya berdua memutuskan menikah. Semua sudah diatur sedemikian sempurnanya oleh alam dan si pemilik Tunggal Alam. Dan kami berdua (Mak Comblangnya)  hanyalah sebuah cerita kecil yg diselipkan dalam skenario pertemuan mereka di bumi ini.  (Tjahhh...kenapa saya jadi ngelantur gene...? hihihihi....)  

Acara pernikahan berjalan dalam suasana yang sederhana dan penuh keakraban. Ke dua mempelai membaur dengan para tamu. Tidak duduk di pelaminan sebagai raja dan ratu sehari menanti ucapan selamat dari undangan yang datang. Keduanya datang menyambut para undangan, berbincang, menyapa secara langsung. Berbagi kebahagian secara langsung. Tak ada batasan antara kedua mempelai dengan para  undangan.  Pesta pernikahan malam itu benar-benar bukan milik mereka berdua saja. Tapi milik para undangan yg datang yang sama-sama merayakan (menikmati)  kebahagian  mereka.  Dan di tengah-tengah keakraban inilah,  saya bertemu dengan seorang lelaki.  Lelaki  lama kenalan lama, yang juga larut dalam suasana keakraban pesta pernikahan teman kami. Kami berdua sama-sama memuji konsep pesta pernikahan ini. Dan  entah siapa yg mulai, bahwa jika kelak,  jika kita masing-masing berada pada posisi ke dua teman kami yg sedang berbahagia ini, kita juga menginginkan konsep pesta pernikahan seperti ini. 

Tunggu...!!  tidakkah  saya terlalu dini merencanakan konsep pesta pernikahan..??? hihihihi, kan konsep calon yang bakalan saya temanin nikah aja belom ada...?? hahahahha..... sepertinya saya terlalu terlena dengan pesta pernikahan teman saya, sampai jadi ngelantur begini..:P


Pertemuan dengan lelaki, kawan lama yang duduk di sampingku malam itu. Akhirnya berlanjut di salah satu warkop yang tak jauh dari kompleks perumahanku. Kita berbincang banyak hal, layaknya kedua kawan lama yang baru berjumpa. Begitu banyak yang kami ceritakan. Sampai saya lupa apa yang telah kami bicarakan saking banyaknya. Hehhe..

Yang paling kuingat dari lelaki yang sudah tidak duduk di sampingku ini tapi di hadapanku. Adalah ketika ia menceritakan hal yg paling menyedihkan yang pernah ia alami, bahwa ketika ia harus kehilangan seorang yang mampu membuatnya tertawa disaat ia sendiri tak mampu tertawa, bahkan untuk mentertawakan dirinya sendiri. 


"  Orang seperti ini susah ditemui,Mhi.." Katanya.
"  Orang ini mampu membuat kamu tertawa, bahkan dalam kondisi terburuk dalam hidupmu.."  lanjutnya dengan mimik serius.
" Berarti dia pelawak ulung dong.." Potongku..
" Bukan, Mhi.  Bukan.  Dia membuat kita tertawa secara tak sengaja tanpa konsep. Beda dengan pelawak. Pelawak membuat kita tertawa itu sudah biasa.  Karena itu tujuan mereka jadi pelawak. Tapi orang ini membuat kamu tertawa bahkan untuk sesuatu yg tidak bisa kamu tertawakan sampai hal-hal yang tak terduga sama sekali untuk ditertawakan.  Orang seperti ini tidak punya konsep melawak seperti pelawak. Bahkan mendengar tawanya, suaranya,bahkan kerling matanya susah untuk tidak tertawa. Bukan karena dia lucu. Atau dia seperti pelawak. Saya susah menggambarkannya, yang kutahu orang-orang seperti ini terlalu sedikit di bumi ini...." Terangnya dengan sungguh-sungguh, dan kulihat wajahnya mendadak layu, ketika mengucapkan kata "sedikit".

" Begitu sedikit..?!?" 

" Yeps, mhi. Begitu sedikit. Saking sedikitnya, saya tidak pernah bisa bertemu dengan seorang seperti ini lagi  " katanya sambil  tersenyum miris, miris sekali.

Entah mengapa, saya tak ingin bertanya lagi.  Lalu kita sama-sama diam. Diam dalam pikiran yang tiba-tiba beku. Mungkin dia sedang berada dalam ingatan seorang yang "sedikit" itu. Entahlah..

 Dan dua cangkir kopi, mengakhiri pertemuan kami. Tanpa ada janji untuk ketemu lagi. Semuanya kami serahkan pada alam. Sebagaimana alam juga mempertemukan kami malam ini tanpa adanya rencana untuk bertemu.

Sesampainya di rumah, tentang "orang sedikit" yang dimaksud oleh teman lelaki, kawan lamaku itu. Terus memenuhi kendi fikirku.  Mungkinkah, saya akan menemukan sedikit keberuntungan untuk bertemu dengan "orang sedikit" itu...?? seorang yang mampu membuatku tertawa disaat saya sendiri tak mampu tertawa, bahkan untuk mentertawakan diriku sendiri...??

Dan tepat saya mengakhiri pertanyaan tersebut. Sebuah Private number terpampang di LCD Blackberryku, dan sedetik kemudian suara seorang di seberang sana terdengar renyah menyapaku seperti biasanya. Dan tak butuh waktu lama untuk meluruskan satu kesalahpahaman diantara kami, tawa kami berdua pun memenuhi ruang hampa di kamarku....

Mungkinkah dia salah seorang dari " orang sedikit" itu...??


Entahlah.....

4 komentar:

  1. I like this!!!
    Perasaan inilah yang tercipta saat bertemu dengan Lia untuk pertama kalinya dan mungkin itulah yang membuat aku benar2 mencintainya..
    Thanks heaps mhimi.. untuk menyadarkan bahwa perasaan ini patut untuk dijaga sampai mati!! :)
    NB: Salam buat si "private number" *sepertinya saya kenal.. iya kan??.. hihihihi*

    BalasHapus
  2. nice post, gw udh nemuin yg sedikit itu mhi...tp dlm sosok sahabat 'n b'syukur mendapatkanny ;)

    BalasHapus
  3. @Firzan :

    Thx firzan dah mampir di blogku yg sederhana ini ;)

    Hehhehe, kalian berdua adalah pasangan yang beruntung, semoga langgeng untuk selamanya..:D

    hihihihi...tebak ayo, siapa sih private number..?? :P

    BalasHapus
  4. @Sukma : Thx sista udah mampir, iya, orang sedikit ini tentu tidak hanya tertuju pada satu hal. Sahabat adalah salah satu kado yg terindah yg Tuhan berikan...;)

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...